Minggu, 13 Maret 2011

STIMULASI BERBAHASA ISLAMI



“bahasa ibu bahasa anak”. Ungkapan yang menyebutkan bahwa kebanyakan anak mengikuti gaya bicara ibunya, sebagai sosok yang terdekat dengannya. Untuk itu ibu harus memilih bahasa yang halus, santun, sopan dan fasih ketika berbicara dengan anak. Ginakan bahasa yang sederhana untuk berkomunikasi. Pilihlah bahasa yang sesuai dengan masyarakat dimana anak tinggal. Namun yang terpenting, ajarkan bahasa Al Qur’an sebagai bahasa yang wajib dikuasai setiap muslim.
Pendidikan anak dini usia berbasis islam yang di terapkan oleh para ibu di rumah, ternyata mampu meningkatkan kemampuan bahasa anak di atas rata-rata. Disinilah peran ibu begitu besar, untuk mengenal bahasa dalam bentuk penyampaian kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya melalui lagu dan cerita, membiasakan doa-doa sejak dini, membiasakan untuk berbahasa sopan, fasih dan santun, serta menanamkan informasi keislaman dengan membacakan Al Qur’an sejak masih dalam kandungan.
Berikut ini adalah pengamatan terhadap perkembangan bahsa anak secara normal, dan bagaimana ibu memanfaatkan informasi ini untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak.
USIA 7 HARI
Bayi dapat membedakan suara ibunya dengan suara orang lain.
1. Sering-seringlah ibu menyapa anak dengan ‘assalamu’alaikum’ kemudian sebut namanya
2. Ajaklah anak berbicara pada saat ia terjaga. Sebelum minum bacalah doa “Allahumma baariklanaa fii maa rozaqtanaa wa qinaa adzaabannar”. Demikian jg sesudahnya, “Alhamdulillahilladzii ath’amanaa wa saqaanaa wa ja’alanaa minal muslimiin”. Bila si kecil bersendawa ucapkan “Alhamdulillah” . bila si kecil menguap, bacalah “ a’udzu-billaahi minasy-syaithaanir rajiim”. Bila ia bangun tidur bacalah “Alhamdulillah” dan doa bangun dari tidur,”Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’da maa amaatana wa ilaihin nusyuur.”
USIA 2 MINGGU
Bayi mengenali suara ayahnya dan dapat membedakannya dari suara ibunya.

1. Sesaat setelah bayi baru dilahirkan, ayah memperdengarkan adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri.
2. Sempatkan ayah untuk menggendong bayinya setidaknya sekali dalam sehari. Saat tersebut dapat digunakan untuk berbicara dengan bayi.
3. Sapalah bayi dan bacakan ayat-ayat Al Qur’an . dapat dipilih surat Al Fatihah, An Naas, Al falaq, Al Ikhlas atau ayat kursi.
4. Ayah yang jarang bertamu bayinya sulit dikenali suaranya oleh sang bayi. Bayi akan hanya mengenal suara orang yang terdekat dengan dirinya.


USIA 3 MINGGU
Bayi mulai bias mengeluarkan suara dari huruf vocal.

1. Sambutlah suara yang dikeluarkan bayi dengan mengajaknya bicara. Ucapkan lafazh “Allah”, atau “Allaahu-akbar” kepada bayi sesering mungkin, dengan intonasi pelahan. Juga kata “Alhamdulillah”. Dua ;afazh ini sangat mudah di ikuti bayi.

USIA 6-8 BULAN
Bayi mulai bisa menambahkan beberapa suara yang terdengar seperti konsonan, yang digabungkan dengan huruf vocal. Misalnya : mama, papa, mimi, baba, tetapi sebenarnya tidak berhubungan dengan orang tertentu.

1. Bila ibu dan ayah rutin mengajarkan kata “Allah”, Insya Allah, bayi anda dapat mengikutinya pada usia 8 bulan. Sekalipun huruf “dobel I” nya kurang jelas, namun ia berusaha meniru penyebutan lafazh tersebut.
2. Si kecil tidak mengkaitkan lafazh tersebut dengan sosok tertentu. Ia hanya hafa, lafazh apa yang sering di dengarnya.
3. Bayi juga bias mulai diajak sholat. Dudukan saat ia tenan, pada saat ibu sholat. Keraskan ketika ibu membaca “Allahu-Akbar”.

USIA 1 TAHUN
Barulah si bayi mulai bias mengungkapkan “umii”, “abii” yang di hubungkan dengan orang tertentu. Bayi juga mulai merespon dengan satu kalimat perintah tertentu.

1. Penyebutan umi, ibu, bunda, atau abi, bapak, ayah, oleh setiap anggota keluarga di rumah, akan mempercepat bayi menyebutkan ayah dan ibu nya. Demikian juga dengan nenek, kakek, kakak dll.
2. Seringnya ibu mengajak bayi berkomunikasi, juga mempercepat bayi dalam merespon kalimat tertentu.
USIA 15 BULAN
Bayi mulai melanjutkan usahanya menggabungkan antara suara vocal dan konsonan secara bersama-sama, tapi mungkin masih belum berhubungan dengan sesuatu. Pada saat ini ia juga mulai mampu mengucapkan sekitar sepuluh kata benda.

1. Bayi akan mengucapkan kata-kata yang paling sering di dengar dan dikenalnya. Misalnya : abi, umi, nenek, ma’em,(makan), mimic(minum), pipis, ola (bola mainannya), enta (minta), cucu (susu), bobo (tidur), tatit (sakit), dan sebagainya. Semakin sering ibu dan ayah mengajaknya berkomunikasi dan menganalkan nama-nama benda, semakinbanyak kata yang dikenanya pada usia ini.

USIA 18 BULAN
Balita mulai bias mengucaapkan kata benda (seperti bola, gelas), nama orang tertentu dan juga bebrapa frase. Ia juga mulai menambahkan gerakan pada kata-katanya dan mampu menuruti beberapa kata perintah (misalnya “ayo tidur” atau “ambil mainannya”)

1. Bila ibu disiplin dan rutin membacakan doa sebelum makan-minum pada bayi sejak ia lahir, maka bayi pada usia ini ternyata telah sanggup melafazkan kalimat yang panjang, yakni doa sebelum makan. Padahal biasanya bayi baru bias mengucapkan satu atau dua patah kata. Namun ternyata si kecil telah dapat melafazkan sebuah kalimat doa yang lebih dari sepuluh kata. Walaupun lafaznya belum jelas, namun doa itulah yang dimaksud. Disiplin dan kerja keras ibu membuahkan hasil.

2. Ibu harus mulai membacakan ayat-ayat Al Quran secara lebih rutin. Peluklah anak, saat ia belum mau memperhatikan. Usahakan, tanpa memaksa, anak dapat duduk dengan tenang dipangkuan ibu sambil mendengarkan ayat-ayat yang dibacakan ibu. Mulailah dengan juz Amma diawali dengan Al Fatihah, An Naas, Al Falaq, Al Ikhlas dst.

3. Perlunya ibu atau ayah sendiri yang membacakan, karena ketika anak telah mampu berkonsentrasi dalam belajar, ibu harus mengulang-ulang lafazh yang sulit di ucapkan sampai anak dapat mengucapkannya dengan tepat. Kaset, VCD, atau MP3 digunakan hanya untuk mengulang-ulang informasi saja. Dapat diperdengarkan ketika anak bangun tidur, mau tidur atau siang hari sambil ia istirahat setelah bermain.

USIA 2 TAHUN
Balita sudah mulai bisa merangkai kata, mengatakan sebuah kalimat sederhana seperti “ayah pergi”

1. Balita usia 2 tahun sudah bias diajak berkomunikasi. Bila sejak kecil ayah dan ibu sering mengajaknya bicara, maka kemampuan komunikasinya akan lebih baik. Demikian pula, bila nenek, kakek atau bila ia memiliki kakak, sering mengajaknya bicara, kemampuan komunikasinya akan lebih baik lagi.

2. Ibu dapat mengajari bayinya lagu-lagu yang terarah. Misalnyaa lagu yang menyebutkan anggota tubuh dengan bahasa arab dan artinya. Lagu yang menyebutkan angka-angka dan huruf dalam bahasa Indonesia dan arab. Lagu-lagu anak-anak tentang kekuasaan Allah, tentang Nabi, alam, benda-benda, juga baik di ajarkan untuk merangsang kemampuan bicara balita.

3. Balita usia 2 tahun juga sudah mulai mampumenghafalkan doa-doa tertentu. Misalnya doa sesudah makan, doa hendak tidur, doa bangun tidur, doa hendak bepergian. Tentunya bila ibu dan ayah disiplin membacakannya sejak usianya masih bayi. Di usia ini ibu akan merasakan hasil usahanya memulai penndidikan sejak usia dini.
USIA 3 TAHUN
Balita sudah mampu menggunakan dua hingga empat kalimat panjang, mengikuti beberapa instruksi sederhana daan sering mengulang-ulang kata yang kerap di dengarnya dalam berbagai perbincangan.

1. Banyak haal yang mengejutkan yang dapat diamati pada anak usia ini. Tiba-tiba kita mendengarnya mengucapkan surat Al Fiil, Al Kautsar, Al Lahab, sambil bermain. Atau tiba-tiba ia menyebutkan angota-anggota tubuhnya dengan bahasa arab melalui lagu. Kita akan menyadari ia mampu menyanyikan berbagai macam lagu.

2. Saat ini ibu harus sangat berhati-hati dalam menjaga informasi yang masuk ke telinga anak. Anak sangat suka meniru, termasuk menyebutkan kata-kata yang didengarnya. Berhati-hatilah dengan televise. Benda ini mampu mengubah kemampuan bicara anaak anda dalam sekejap. Ibu harus menjauhkan anak dari ketergantungan pada televisi.

3. Dengan kemampuan bicara yang meningkat pesat ini, ibu harus lebih rutin membacakan ayat-ayat Al Quran. Pada usia ini, dengan kedisiplinan ibu sejak dini, anak akan menganggap hafalan ayat-ayat Qur’an sebagai hal yang menyenangkan.
4. Ingat, jangan menggunakan kekerasan. Ketika mengajari anak bahasa Al Quran.


USIA 4 TAHUN
Balita sudah mampu mengerti hamper semua perkataan, memahami ungkapan fisik (seperti di dalam, di atas, di bawah), mengucapkan 4 sampai 5 kalimat panjang. Ia juga bias mengatakan namanya, umurnya dan kata kerja lainnya. Orang lain pun mulai memahami apa yang di katakannya.

1. Dengan usaha ibu dan ayah, karakter keislaman anak mulai Nampak. Anak suka belajar, baik pelajaran umum maupun membaca al Qur’an, mencintai perilaku-perilaku baik, terbiasa berdoa sebelum melakukan aktivitas, dan lebih mandiri. Anak juga mulai bisa tenang ketika sholat. Ibu perlu membiasakannya untuk mulai sholat. Namun perlu di ingat pembentukan akal anak belum sempurna. Maka fahamilah bila ia sering malakukan kesalahan.

2. Perkembangan bahasa anak meningkat pesat. Ia telah mampu menjadi teman bicara kecil yang menyenangkan. Berbagai hal yang dilihatnya akan dikomunikasikannya pada kita. Tanggapilah dengan baik dan sabar. Sampaikanlah banyak informasi ke-islaman dengan bahasa sederhana.

3. Saatnya anak bias bersekolah untuk bersosialisasi dengan banyak oranng (guru dan kawan-kawannya). Pilihlah sekolah yang menerapkan PAUD berbasis Islam. Namun tetaplah ibu harus mampu menjaga, bahwa andalah gurunya yang pertama dan utama, sampai kapanpun. Proses belajar terus berlanjut.
SUMBER:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar