Jumat, 15 April 2011

Ibuku hanya punya satu mata

Ibuku hanya punya satu mata, aku benci dia

dia begitu memalukanku, dia memasak untuk murid dan guru guna mencukupi kebutuhan keluargaku

suatu hari saat aku di sekolah dasar ibu mendatangiku dan mengucap salam padaku, aku begitu malu pada saat itu bagaimana dia bisa melakukan itu padaku di depan teman - temanku, aku abaikan dia dan melemparkan pandangan benci padanya sambil lari.


Esok harinya salah seorang temanku mengejek dan mengatakan “eeee ibu mu hanya punya satu mat” aku malu sekali rasanya dan ingin mati saja, aku juga ingin ibu ku pergi dari kehidupanku.


Aku bertengkar hebat dengan ibuku dan ku katakan kepadanya

“Kalau ibu hanya jadi sumber bahan tertawaan teman-temanku mengapa ibu tak mati saja!!!” ibu ku tak menjawab.

Aku sama sekali tak mau berpikir tentang apa yang telah aku katakan karena aku sangat marah sekali padanya, aku tak pedulikan apapun perasaan dia, aku ingin keluar dari rumah itu.


Jadi aku belajar dengan keras agar aku mendapat kesempatan belajar di luar negeri.

Kemudian aku menikah, aku punya anak, aku beli rumah dan aku hidup bahagia.


Suatu hari ibuku mengunjungiku, bertahun-tahun dia tak melihatku bahkan belum pernah bertemu cucu-cucunya.

Ketika ibu berdiri di depan pintu, anak-anakku menertawakannya.

Aku berteriak kepadanya, betapa beraninya kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku, PERGI DARI SINI SEKARANG!!!

dan ibuku menjawab dengan perlahan, “maaf… saya salah alamat, dan dia pun pergi”.

Suatu waktu ada undangan reuni datang ke rumahku, jadi aku berbohong pada istriku ku katakan bahwa aku ada tugas ke luar kota.

Usai reuni aku mampir ke kampung ku hanya sekedar ingin tahu, salah seorang tetanggaku mengatakan padaku bahwa ibuku telah meninggal dunia, aku tak terharu apalagi meneteskan air mata.

Tetanggaku itu menyerahkan sepucuk surat dari ibu untukku.

“Anakku tersayang, aku memikirkanmu setiap waktu, maafkan aku yang telah datang ke rumahmu dan telah membuat takut anakmu, aku sangat gembira mendengar kau akan datang reuni, tapi sayangnya aku tak bisa bangkit dari tempat tidur untuk melihatmu.

Maafkan aku telah membuat malu saat kita masih bersama.

Ketahuilah anakku, ketika kau masih kecil, kau mengalami kecelakaan yang membuatmu kehilangan matamu, sebagai ibu aku tak bisa berdiam diri membiarkanmu tumbuh dengan satu mata saja.

Jadi ku berikan satu mataku padamu, aku sangat bangga pada anakku yang telah memperlihatkan ku dunia baru untukku di tempatku dengan mata itu bersama cintaku.

Ibumu…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar