BAB. I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut Ki Hajar Dewantara, pengertian pendidikan secara umum adalah selalu berdasarkan pada apa yang dapat kita saksikan dalam semua macam pendidikan, maka dengan demikian teranglah bahwa yang dinamakan pendidikan yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun yang di maksud dengan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak tersebut agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Pendidikan adalah sebuah proses yang tak berkesudahan yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang, tergantung pada kualitas pendidikan bangsa tersebut. Sebagai seorang pendidik, juga perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif peserta didik.
Secara sosiologis,peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Pendidikan melalui sistem schooling realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Yang kemudian sistem tersebut digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai peserta didik. Bahwa setiap individu pada hakekatnya adalah berbeda. Sehingga mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran dari peserta didik.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses belajar pembelajaran dari peserta didik., seperti faktor internal dan ekternal peserta didik.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : Bagaimana dan apa saja faktor-faktor internal dan ekternal yang dapat mempengaruhi proses belajar pembelajaran peserta didik.
1.3. Tujuan
Dengan mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses belajar pembelajaran peserta didik, sebagai pendidik kita dapat memahami peserta didik dan memakai metode belajar pembelajaran yang tepat dan sesuai.
BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum memahami perkembangan – perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan peserta didiknya. Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara sistem pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan peserta didik mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan peserta didik kita akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak didik.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik dan menciptakan generasi – generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.
Perkembangan fisik anak terus berlangsung pada masa usia sekolah dasar, meskipun tidak sepesat pada masa usia dini. Begitu pula dengan penajaman dan penghalusan perkembangan perceptual anak.
Penyelenggaraan pembelajaran yang “hidup” dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan fisik anak sangatlah dibutuhkan untuk memfungsikan unsur – unsur fisik dan atau aspek – aspek perseptualnya.
Cara pembelajaran yang diharapkan antara lain : bersifat langsung, tersusun secara fleksibel, tidak monoton dan verbalistik, memperhatikan perbedaan individu, menyajikan aktivitas yang bervariasi seperti eksperimen, praktek, observasi secara langsung, permainan dan sejenisnya, serta menggunakan berbagai media dan sumber belajar. Cara ini tidak hanya akan memunculkan kegemaran dalam belajar, tetapi juga memberikan hal – hal yang positif, aspek kognisi dan kreativitas, fisik-perseptual, dan sosial.
Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik, sangat diperlukan untuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu motivasi belajar siswa sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pemuasan kebutuhan merupakan tujuan dari motif yang menggerakan perilaku seseorang. Motivasi dapat dipandang sebagai suatu rantai reaksi yang mulai dari adanya kebutuhan, kemudian timbul keinginan untuk memuaskannya (mencapai tujuan), sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang akan mengarahkan perilaku kepada tujuan (kepuasan).
Teori hirarki kebutuhan (hierarchy of needs) yang dikembangkan Maslow (1954) memandang kebutuhan manusia berjenjang dari yang paling rendah hingga paling tinggi, dimana jika suatu tingkat kebutuhan telah terpenuhi, makakebutuhan tersebut tidak lagi berfungsi sebagai motivator. Hirarki kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut:
· Kebutuhan fisik dan biologis, yaitu kebutuhan untuk menunjang kehidupan manusia seperti makanan, air, pakaian, dan tempat tinggal.
· Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan, yaitu kebutuhan untuk terbebas dari bahaya fisik dan rasa takut kehilangan.
· Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk bergaul dengan orang lain dan untuk diterima sebagai bagian dari yang lain.
· Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan untuk dihargai oleh orang lain. Kebutuhan ini akan menghasilkan kepuasan seperti kuasa, prestis, status dan kebanggaan akan diri sendiri.
· Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk mengaktualisasikan semua kemampuan dan potensi yang dimiliki hingga menjadi orang seperti yang dicita-citakan. Menurut Maslow kebutuhan ini merupakan kebutuhan paling tinggi dalam hirarki kebutuhan.
Belakangan, Herzberg (1959) menyebut tiga kebutuhan terendah dalam hirarki kebutuhan Maslow, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, dan kebutuhan sosial, sebagai faktor ketidakpuasan, artinya pemenuhan kebutuhan-kebutuhan tersebut hanya akan menghindarkan seseorang dari ketidakpuasaan, namun tidak menhasilkan kepuasan. Sementara dua kebutuhan lainnya, yaitu kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri, disebut sebagai faktor kepuasan yang akan menghasilkan perasaan puas atau tidak puas, jadi bukan ketidakpuasan. Faktor yang pertama kemudian disebut faktor pemeliharaan, sedangkan yang kedua faktor motivasi. Dari sudut pandang lain, faktor pemeliharaan dapat disebut sebagai faktor intrinsik yaitu faktor dalam diri manusia, berupa sikap, kepribadian, pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan cita-cita. Sedang faktor motivasi dapat disebut sebagai faktor ekstrinsik yaitu faktor dari luar diri manusia berupa kepemimpinan, dorongan atau bimbingan, dan kondisi lingkungan.
BAB. III PEMBAHASAN
Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing, dimana mereka sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan fitrahnya. Berdasarkan pengertian ini, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan dan pengarahan.
Dalam dunia pendidikan sebagai pendidik kita harus memahami perkembangan dari peserta didik. Perkembangan dalam pendidikan meliputi perkembangan makro (masyarakat luas/negara), perkembangan meso (lingkungan sekolah), dan perkembangan mikro (dalam kelas). Ketiga perkembangan tersebut saling mendukung dalam pelaksanaannya.
Out put atau hasil dari pendidikan akan maksimal jika komponen-komponennya saling mendukung. Komponen- komponen pendidikan tersebut adalah :
· Pendidik yang kompeten
· Peserta didik baik
· Metode /media yang efisien
· Alat / Instrumen lengkap
· Lingkungan mendukung
Selain komponen-komponen tersebut terdapat faktor-faktor internal dan ekternal yang dapat mempengaruhi proses belajar pembelajaran peserta didik. Faktor internal meliputi fisik dan psikis (motivasi, IQ, bakat, minat), dan faktor eksternalnya adalah envimental (lingkungan social, lingkungan alam) dan instrumental.
3.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berada pada diri murid itu sendiri. Seperti : Gangguan fisik seperti kurang berfungsinya organ-organ perasaan alat panca indra; Ketidak seimbangan mental; Kelemahan emosional; Kelemahan yang disebabkan oleh perasaan dan sikap yang salah seperti kurang perhatian dan minat terhadap pelajaran, malas dan sering bolos.
3.1.1 Penagaruh Fisik
Perkembangan fisik pada anak memiliki karakteristik yang berbeda baik sebelum maupun sesudah anak-anak. Perkembangan fisik pada anak perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap guru, karena dipercaya bahwa segala aktivitas-aktivitas belajar dan aktivitas-aktivitas yang menyangkut mentalnya serta pembentukan kepribadian dipengaruhi oleh kondisi dan pertumbuhan fisik.
• Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguangangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderannya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan, ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur makan, olahraga, rekreasi dan ibadah.
3.1.2 Pengaruh Psikis
Proses psikososial, melibatkan perubahan – perubahan dalam aspek perasaan, emosi dan kepribadian individu, perkembangan identitas diri, pola hubungan dengan anggota keluarga, teman, guru dan yang lainnya.
• Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek. Untuk dapat menjamin hasil yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.
• Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu dikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang labih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
• Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah: ”the city to learn”. Dengan perkata lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Orang yang berbakat mengetik, misalnya akan lebih cepat dapat mengetik dengan lancar dibandingkan dengan orang lain yang kurang/tidak berbakat dibidangnya. Dari uraian di atas dijelaskan bahwa bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
3.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang timbul dari luar individu, seperti : Sekolah; Sifat kurikulum yang kurang fleksibel, terlalu berat beban belajar; (murid) dan mengajar (guru); metode mengajar kurang memadai, kurang media pembelajaran; Keluarga (rumah) Keluarga yang kurang utuh atau kurang harmonis, keadaan ekonomi, dan sikap orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya
3.2.1 . Lingkungan
Faktor ini juga dapat disebut dengan faktor luar. Dalam lingkungan anak diajarkan tentang nilai-nilai budaya setempat. Dengan faktor tertentu dan faktor lingkungan tertentu pula maka akan menghasilkan pola pertumbuhan dan perkembangan tertentu pula. Setiap individu lahir dengan hereditas tertentu. Namun individu itu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya baik lingkungan fisik, lingkungan psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari hereditas dan lingkungan.
Hubungan antara faktor hereditas dan lingkungan, faktor hereditas beroperasi dengan cara yang berbeda-beda menurut kondisi dan keadaan lingkungan yang berbeda-beda pula. Selain dengan interaksi hubungan antara hereditas dan lingkungan dapat pula digambarkan sebagai additive contribution (sama-sama menyumbang bagi pertumbuhan dan perkembangan fisiologi dan juga tingkah laku.
Lingkungan sebagai kondisi atau pengalaman – pengalaman interaksional yang memungkinkan berlangsungnya proses perkembangan.
Misal, di dalam keluarga, setiap anak mempunyai karakter dan pengalaman yang berbeda – beda. Tergantung dari perlakuan orang tua kepada setiap anak – anaknya, dan pergaulan dari masing – masing anak. Hal ini menandakan bahwa faktor lingkungan juga turut mempengaruhi perkembangan individu.
3.2.2 Intrumental
Instrumental adalah alat atau sarana yang digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran, berupa hardware dan software. Misalkan saja hardware, seperti : Buku-buku yang lengkap, kelas yang kodusif, cat dinding kelas yang sesuai dan membuat suasana nyaman, tempat duduk, taman, LCD, komputer, transportasi, perpustakaan, gedung, laboratorium dll. Dan software berupa program-program pendukung belajar peserta didik dan pendidik, yang berkaitan langsung dengan minat siswa belajar.
• Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa malas untuk belajar.
• Alat pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan maju.
• Waktu sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, waktu itu dapat pagi hari, sore, /malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah sore hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan kecuali ada hal yang mendesak seperti keterbatasan ruangan kelas. Dimana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah hingga mendengarkan pelajaran sambil mengantuk. Sebaliknya siswa belajar di pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik. Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah/lemas, misalnya pada siang hari, akan mengalami kesulitan didalam menerima pelajaran. Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berfikir pada kondisi badan yang lemah tadi.
BAB. IV KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah mengenai Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar dan Pembelajaran Peserta Didik maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa:
- Peserta didik adalah makhluk yang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing.
- Terdapat komponen-komponen penting dalam sisitem pendidikan, yaitu : Pendidik, Peserta didik, Metode pembelajaran, Alat / Instrumen, Lingkungan.
- Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran peserta didik adalah faktor internal dan ekternal. Faktor internal meliputi fisik dan psikis; dan faktor eksternalnya adalah envimental (lingkungan) dan instrumental.
- Semua komponen dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran peserta didik saling terkait. Dan akan mencapai output pendidikan yang maksimal jikalau terpenuhi dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/18/makalah-ppd-perkembangan-peserta-didik/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/02/14/konsep-dasar-manajemen-peserta-didik/
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/karakteristik-peserta-didik-dalam.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2010/10/25/makalah-perkembangan-peserta-didik
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHb23e/d0234642.dir/doc.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar