Sabtu, 02 Juli 2011

Maksud dan Tujuan Alquran Dalam Kehidupan Manusia

Al Quran itu dianugerahkan-Nya bagi manusia sebagai petunjuk hidup manusia dan terdapat penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu sekaligus pembeda antara yang benar dan yang salah. Karena itu, adalah keharusan bagi kita untuk memperhatikan dan memahami lebih dalam tujuan-tujuan Al Quran.

Salah satu ciri menonjol dari bulan Ramdhan dibanding bulan-bulan lainnya adalah ramainya kumandang bacaan Alquran. Memang Ramadhan juga disebut sebagai Syahrul Quran. Karena Al-Quran pertama turun pada bulan Ramadhan (QS. Al-baqarah 185). Makanya, tak heran jika kaum muslimin seakan-akan berlomba membaca kitabullah saat Ramadhan, baik sendirian maupun berkelompok. Tidak hanya di masjid atau mushala, bahkan di perkantoran dan media elektronik -seperti radio- juga lazim kita dengarkan lantunan ayat suci Al Quran.

Di balik itu, kita perlu memperhatikan makna dan maksud yang terkandung dalam Al Aquran. Dalam keutamaan membaca Al Quran yang memang dijanjikan berpahala, terdapat tujuan-tujuan diturunkannya Al Quran bagi kehidupan manusia. Hal ini bisa kita tilik pada rangkaian ayat-ayat yang menerangkan bulan Ramadhan dan puasa (QS. Al Baqarah 183-187).

Di tengah-tengah perintah berpuasa di bulan Ramadhan, Allah menyelipkan tujuan diturunkannya Al Quran. Allah berfirman, “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil)” (QS. Al Baqarah 185).

Berdasar ayat tersebut, Al Quran itu dianugerahkan-Nya bagi manusia sebagai petunjuk hidup manusia dan terdapat penjelasan-penjelasan tentang petunjuk itu sekaligus pembeda antara yang benar dan yang salah. Karena itu, adalah keharusan bagi kita untuk memperhatikan dan memahami lebih dalam tujuan-tujuan Al Quran. Berikut ini sekelumit tentang tujuan-tujuan Al Quran (diolah dari Bagaimana Interaksi dengan Al Quran, Yusuf Al-Qaradhawi, Al Kautsar, hlm. 67-129):

1. Meluruskan aqidah dan berbagai persepsi/kepercayaan

a. Meneguhkan sendi-sendi tauhid (keesaan Allah)

Al Quran menganggap syirik sebagai kejahatan paling besar yang dilakukan manusia. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar” (QS. Annisa 48).

Sebab, syirik merupakan kezaliman terhadap hakikat, pemalsuan terhadap kenyataan dan penurunan martabat manusia dari kedudukannya sebagai pemimpin alam semesta sebagaimana dikehendaki Allah. Lalu dengan berbuat syirik, manusia beralih ke martabat penghambaan dan ketundukan kepada makhluk baik berupa benda mati, tumbuhan, hewan, manusia, dll.

b. Meluruskan Akidah tentang Nubuwah dan Risalah

Menjelaskan kebutuhan terhadap nubuwah (kenabian) dan risalah, sehingga manusia tidak punya alasan di hadapan Allah setelah diutusnya para rasul itu

“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (QS. An Nahl 64).

c. Memantapkan akidah iman kepada akhirat dan pembalasan

Ada beberapa cara yang dipakai Alquran untuk memantapkan aqidah, antara lain:

Menghadirkan dalil-dalil tentang kemungkinan hari kebangkitan dengan menjelaskan kekuasaan Allah untuk mengembalikan makhluk seperti sedia kala

“Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagi-Nya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Ar Rum 27).

Peringatan tentang penciptaan alam yang besar sehingga penciptaan manusia ternyata sesuatu yang kecil bagi Allah

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu” (QS. Al Ahqaf 33).

2. Menetapkan kemuliaan manusia dan hak-haknya

a. Menetapkan kemuliaan manusia

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan” (QS. Al Isra 70).

b. Menetapkan hak-hak asasi manusia (HAM)

hak kebebasan berpikir. “Katakanlah, “Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi…” (QS. Yunus 101).
hak kebebasan berkeyakinan. “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat…” (QS. Albaqarah 256).
hak kebebasan berkata, menyuruh atau melarang. “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma´ruf, mencegah dari yang munkar…” (QS. At Taubah 71).
hak persamaan derajat. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu…” (QS. AlHujurat 13).

Masih banyak hak manusia lainnya, baik sebagai individu, dalam keluarga, masyarakat maupun bernegara.

c. Menguatkan hak orang-orang yang lemah

Al quran juga menaruh perhatian dan kepedulian secara khusus bagi orang-orang lemah. Karena kuatir mereka akan menjadi objek penindasan orang-orang yang kuat atau keadaan mereka diabaikan para penguasa dan mereka yang mestinya bertanggung jawab

Anak yatim. “…terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang” (QS. Ad Dhuha 9).
Orang miskin. “Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha Besar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin” (QS. Al Haqqah 33-34).

“Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa, ‘Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!’” (QS. An Nisa 75).

3. Ibadah dan takwa kepada Allah

Tidak ada satu pun dari kitab-kitab suci yang menghimpun pujian kepada Allah, mengingatkan keluasan ilmu-Nya, ketinggian hikmah, keagungan kekuasaan, ketidakterbatasan kehndak, keagungan ciptaan, kelapangan rahmat, pengaruh rububiyah (kemahapenciptaan Allah), berdiri di hadapan-Nya, anjuran ibadah kepada-Nya, mengharap karunia-Nya, ketundukan kepada-Nya, ikhlas karena-Nya, tenggelam dalam kecintaan kepada-Nya, bersyukur dan bertawakkal kepada-Nya, sabar terhadap Nya dan ridha terhadap qadha-Nya selain dari Al Quran. Berikut ini contoh-contohnya:

Ibadah. “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. Adz Dzariyat 56).
Syukur. “Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir 3).
Takwa. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” (QS. Al Ahzab 70-71).

Dan masih banyak lagi contoh lainnya.

4. Mensucikan (Tazkiyah) Jiwa Manusia

Al Quran mengajak untuk mensucikan jiwa manusia. Tak ada keberuntungan di dunia dan akhirat kecuali dengan pensucian ini. “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya” (QS. Asy Syams 7-10).

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata” (QS. Ali Imran 164).

5. Membentuk Rumah tangga dan berbuat adil terhadap wanita

a. Perkawinan. “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS. Ar Rum 21)


sumber:http://www.ydsf.org/v2b/maksud-dan-tujuan-alquran-dalam-kehidupan-manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar