Tubuhku
hilang jiwaku melayang
Berlari
mencari, tapi ku slalu tersungkur
Cinta…cinta…cinta…
kapan ku raih
Benciku
tumbuh cintaku luluh
Jauh
ku mencoba darimu
Rasa
itu untukku palsu
Cinta
kapan kah kau menjauhiku
Insan
itu bukan milikku
Insan
itu tlah hancurkan ku dalam harapan palsu
Sering
ku ingin menangis menyesalai diri, tapi ku tak selemah itu
Aku
karang yang takkan goyah hanya karena cinta
Cinta
hanya daun di atas air mengalir
Tak
akan bisa kita tatap sampai akhir ia jatuh hilang entah kemana
Benci
rindu bila lama tak bertemu
Tapi
tanggung jawabku tuk melupakannya dari pikirku sangatlah berat
Sudahlah,
jangan mengharapkan orang yang membenciku
Mungkin
cinta sejati pada insan itu bukan untukku
Dirimu
seperti menara yang tinggi dan kokoh di dalam hatiku
Tak
bisaku robohkan
Yang
akhirnya jiwaku lara lukaku menganga
Saatku
jumpa dirimu yang penuh lara
Kan
ku hapus dirimu dalam kenanganku
Saat
hujan menggantikanku menangis
Karena
air mataku keringlah sudah untukmu
Kini
kau telah mati dalam benakku
Aku
benci tuk meraskan cinta
Cinta
yang maya karena tak tersambutkan fikirku
Cinta
sejati pada insan itu tak ada, karena palsu penuh kekecewaan
Kadangku
benci diriku sendiri, jika cinta menerpaku
Karena
aku akan menjadi liar tak terarah akhirnya membunuhku
Memang…
gelap tak selamanya menakutkan
Suram
tak selamannya menyeramkan
Lihatlah
semua lebih jauh ke depan
Dekat
di akal dan lebih dalam ke dalam hatimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar