Jumat, 11 Maret 2011

AGAR DICINTAI SUAMI


Karakteristik pertama:
Istri yang salehah selalu konsisten dalam menjalankan agama Allah lahir dan batin, tanpa ragu, malas ataupun nafsu. Tidak ada masalah antara dirinya dengan sang suaminya dalam hal ketaatan terhadap Allah SWT dan Rosul SAW. Senantiasa menjalankan syariat, menjauhi semua larangan-Nya. Dia adalah istri yang sangat komitmen dengan penuhk kesadaran.
Nabi Saw bersabda:
“Perempuan dinikahi karena empat hal: hartanya, kedudukannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah perempuan yang beragama nisaya kamu beruntung.” (HR Bukhari dan Muslim)
Berikut ini adalah berbagai alasannya:
  1. Istri yang beragama adalah perhiasan dunia yang terbaik.
  2. Istri yang beragama membantu suami dalam bidang agama
  3. Istri yang beragama adalah karunia terbaik yang diperoleh seseorang setelah ketakwaan kepada Allah
  4. istri yang beragama menolong suami dalam menaati Allah SWT dan dalam urusan-uruan akherat
  5. Perempuan yang beragama melahirkan anak soleh yang bermanfaat di dunia dan di akherat
  6. Perempuan yang beragama dapat mewujudkan unsur-unsur kebahagiaan rumah tangga bagi sang suami

Karakteristik Kedua:
Akhlaknya baik, sikapnya tenang, lembut dan fleksibel, uapannya bagus, penampilannya sederhana,perilakunya konsisten, tidak dengki, tidak pula pendendam, tidak membangkang perintah suaminya, juga tidak sombong.

Gambaran utama akhlak istri terhadap suami
  1. Bersabar dalam menghadapi kahlak buruk suami
  2. tidak bergembira apabila melihat suami bersedih, dan tidak bersedih apabila melihat suami bergembira
  3. hanya kata-kata baik yang terlontar dari lisannya
  4. tidak membalas keburukkan dengan keburukan pula melainkan justru dengan kebaikan, karena dia mengharapkan pahala di sisi Allah SWT yang lebih baik dan lebih kekal
  5. menahan emosi dan tidak buruk sangka
  6. segera meminta keridhoan suami. Apabila suami marah dia tidak menunggu sampai suami yang terlebih dahulu memberi salam

Karakteristik Ketiga:
Dia menuntut ilmu syariat,mengetahui kedudukan ilmu dan keutamaannya serta urgensinya. Dia antusias dalam menuntutnya, memiliki suatu metode ilmiah yang sesuai kemampuannya. Dia meneladani Ummahatul Mukminin dan para istri pendahulu umat ini dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya.


Karakteristik Keempat:
Dia mengerti kedudukan suami yang telah digariskan oleh islam. Dia menunaikan kewajiban dengan sesempurna mungkin, berdasarkan kesadaran bahwa kewajiban inimerupakan ibadah yang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Imam Ahmad meriawayatkan dari Anas bin Malik Nabi Saw bersabda,
“ Manusia tidak layak untuk bersujud kepada manusia. Seandainya layak bagi manusia untuk bersujud kepada manusia niscaya aku perintahkan istri untuk bersujud kepada suaminya karena keagungan haknya yang harus ditunaikan sang istri. Demi Dzat Yang Menggenggam jiwaku, seandainya muka sang suami sampai lehernya dipenuhi luka bernanah, lalu sang istri menemuinya dan menjilatnya, tetap saja dia tidak memenuhi hak sang suami.”

Jika istri tidak diperbolehkan menolak permintaan suaminya sewaktu membutuhkannya, demikian pula suami dilarang sengaja meninggalkan istrinya. Suami diperintahkan untuk menunaikan hak istri sesuai dengan kebutuhannya dan kemampuannya sendiri. Syariaat yang bijaksana tidak menelantarkan tuntutan istri untuk merespon suami, bahkan menuntut suami untuk menunaikan hak istri, menjaga kehormatannya dan mencukupkannya kebutuhannya. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

“Dan kalian jangan sekali-kali tidak dapat berlaku adil diantara istri-istri (kalian), walaupun kalian sangat ingin berbuat demikian. Oleh karena itu, jangan kalian terlalu cenderung (kapada yang kalian cintai),sehingga kalian membiarkan yang lain terkatung-katung.” (An-Nisa :129)

Karakteristik Kelima:
Dia memiliki kepekaan untuk meminta keridhoaan dari sang suami. Perasaannya kuat dan tajam. Dia memiliki wajah yang berseri-seri dan cerah yang semakin menambah kebahagiaan rumah tangganya.

Perasaannya kuat dan tajam
Dia hidup dalam perasaan suaminya, dia merasakan perasaannya dan melibatkan inta serta kasih sayang kepadanya yang meniptakan kesatuan hati, maka hal itu berbuah kebagaiaan rumah tangga sejati yang terbesar disetiap sudut rumah sehingga anak-anak akan slalu dapat menikmatinya.
Apabila suami sedang gembira, dia tidak mencoba untukmengeruhkan suasana, dan apabila suami sedang sedih, dia tidak akan terlihat bergembira atau tertawa di hadapan suami, serta tidak mengeraskan suara, dia akan mencoba untuk menghilangkan rasa susah gelisah suami dengan ara apapun semampunya.

Karakteristik Keenam:
Dia siap berkorban, menafikan pribadinya dan melupakan dirinya sendiri serta lebih mengutamakan suaminya daripada dri sendiri. Mendahulukan keridhoan suami dari pada keridhoan dirinya sendiri, keinginan suami daripada keinginan dirinya sendiri, yang disukai suami daripada yang disukai dirinya sendiri. Ketaatannya dalam hal selain maksiat benar-benar tulus murni berasal dari lubuk hati yang paling dalam. Apabila dia kehilangan suami, seolah-olah dia kehilangan udara untuk bernafas.

Ibdul Jauzi rahimahullah berkata,” Seyogyanya istri yang baik, apabila mendapati suaminya saleh dan ocok dengannya, dia akan berusaha keras memperoleh keridhoan suami dan menhindari hal yang dapat menyakitinya, karena setiap kali dia menyakiti suami atau menunjukkan hal yang tidak disukainya, hal itu membuat kejemuan suami yang dipendamnya dalam hati. Tidak menutup kemungkinan, ketika kesempatan tiba, suami akan meninggalkannya ataupun akan lebih mengutamakan perempuan lain.”(Ahkam an- Nisa’)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar