Ketika saya mendapat musibah, (mobil hilang, di curi..) saya datang kepada guru saya bermaksud mohon nasehat dan ketenangan hati. Beliau tidak memberi nasehat banyak, beliau hanya berkata dengan lirih namun menyejukkan kalbu : Sabar saja…Kembalikan kepada Allah..! hanya saja beliau menyuruh saya pergi kepelataran parkiran di daerah Monumen Nasional (Monas).
Saya nurut saja, saya hanya berbaik sangka dengan nasehat Guru, baragkali ada sesuatu yang bisa saya dapatkan, barangkali ada orang ngasih bantuan atau orang menolong atas kesulitan saya... barangkali,.. namanya orang kesusahan..
Berangkatlah saya menuju Monas, disana sejak jam 8 pagi saya hanya duduk dipelataran parkir melihat lalu lalang motor dan mobil keluar masuk. tampak tukang parkir dengan semangat mengatur posisi mobil dan motor yang diparkir disana. Tidak ada yang istimewa.. dzuhur saya sholat..terus kembali ke pelataran parkir lagi, sampai sore saya duduk berteduh dibawah pepohonan, cuaca begitu panas menyengat.. Adzan asharpun berkumandang, mobil dan motor yang tadi siang berjibun.. sudah mulai berkurang, diambil lagi oleh pemiliknya.. Juru parkir dengan ikhlas melepaskan mobil dan motor yang sejak tadi dititipkan kepadanya.. Karena pelataran itu mulai sepi, hanya tukang parkir yang duduk dikursi menghitung hasil uang parkiran dihari itu.. akhirnya saya putuskan untik pulang,.. lemes.. kok ga ada apa, ga dapat apa2.. apa sih maksudnya guru saya nyuruh kepelataran parkir monas..?!
setelah beberapa hari, Baru saya sadar dengan anjuran tersebut setalah saya mendengar ceramah dari seorang Ustdadz dipengajian umum : "Soal sabar belajarlah kepada tukang parkir.. dia tidak merasa memiliki mobil atau motor berapapun banyaknya.. ia juga tidak merasa berat hati menyerahkan titipan itu ketika diambil oleh pemiliknya.
Sedangkan kita kadang merasa merasa memiliki apa yang kita punya, anak, istri, harta benda seakan milik kita sendiri.. padahal jelas itu milik Allah dan sering kita nyatakan itu…
Inna lillahi
Kita ini miliknya Allah… dan akan dikembalikan kepada Allah…!
Tetapi kenapa ketika yang punya mau ambil kembali kita tidak ridho, tidak rela…!
Belajarlah kepada Tukang parkir..!"
Terima kasih Guru…
Saya nurut saja, saya hanya berbaik sangka dengan nasehat Guru, baragkali ada sesuatu yang bisa saya dapatkan, barangkali ada orang ngasih bantuan atau orang menolong atas kesulitan saya... barangkali,.. namanya orang kesusahan..
Berangkatlah saya menuju Monas, disana sejak jam 8 pagi saya hanya duduk dipelataran parkir melihat lalu lalang motor dan mobil keluar masuk. tampak tukang parkir dengan semangat mengatur posisi mobil dan motor yang diparkir disana. Tidak ada yang istimewa.. dzuhur saya sholat..terus kembali ke pelataran parkir lagi, sampai sore saya duduk berteduh dibawah pepohonan, cuaca begitu panas menyengat.. Adzan asharpun berkumandang, mobil dan motor yang tadi siang berjibun.. sudah mulai berkurang, diambil lagi oleh pemiliknya.. Juru parkir dengan ikhlas melepaskan mobil dan motor yang sejak tadi dititipkan kepadanya.. Karena pelataran itu mulai sepi, hanya tukang parkir yang duduk dikursi menghitung hasil uang parkiran dihari itu.. akhirnya saya putuskan untik pulang,.. lemes.. kok ga ada apa, ga dapat apa2.. apa sih maksudnya guru saya nyuruh kepelataran parkir monas..?!
setelah beberapa hari, Baru saya sadar dengan anjuran tersebut setalah saya mendengar ceramah dari seorang Ustdadz dipengajian umum : "Soal sabar belajarlah kepada tukang parkir.. dia tidak merasa memiliki mobil atau motor berapapun banyaknya.. ia juga tidak merasa berat hati menyerahkan titipan itu ketika diambil oleh pemiliknya.
Sedangkan kita kadang merasa merasa memiliki apa yang kita punya, anak, istri, harta benda seakan milik kita sendiri.. padahal jelas itu milik Allah dan sering kita nyatakan itu…
Inna lillahi
Kita ini miliknya Allah… dan akan dikembalikan kepada Allah…!
Tetapi kenapa ketika yang punya mau ambil kembali kita tidak ridho, tidak rela…!
Belajarlah kepada Tukang parkir..!"
Terima kasih Guru…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar