UBAY bin Ka’ab lahir di Madinah. Ia berasal dari Bani Najjar. Tak ditemukan keterangan yang jelas kapan persisnya ia lahir. Namun sejarah mencatat Ubay bin Ka’ab mengikrarkan keislamannya beberapa saat setelah Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Ini berarti, ia termasuk salah satu sahabat Nabi dari golongan Anshar, yakni kaum muslimin Madinah yang menyambut saudara seiman dari Mekah (yang disebut golongan Muhajirin). Beberapa perang besar, seperti Perang Badar dan Perang Uhud, juga sempat diikuti dengan gagah perkasa.
Ubay bin Ka’ab
merupakan sedikit sahabat Nabi Muhammad dari golongan Anshar yang pandai
tulis-menulis. Memang, jauh sebelum masuk Islam pengetahuan tulis-menulis Ubay
bin Ka’ab sudah diakui oleh masyarakat Madinah. Oleh sebab itu, wajar bila Nabi
Muhammad menunjuk Ubay bin Ka’ab sebagai salah seorang sekretarisnya begitu
tiba di Madinah. Tugasnya tidak hanya berkaitan dengan urusan korespondensi,
termasuk menulis serangkaian perjanjian di Madinah, tetapi juga mencatat
wahyu-wahyu yang diterima Nabi.
Dengan demikian,
pengetahuan Ubay bin Ka’ab terhadap Al-Qur’an cukup mendalam. Maka cukup
berasalan bilamana Nabi Muhammad merekomendasikan Ubay bin Ka’ab sebagai salah
seorang di antara empat sahabat yang darinya umat Islam mempelajari Al-Qur’an.
Pemimpin Pelafal Al-Qur’an
Dalam beberapa hal,
otoritasnya tentang masalah-masalah Al-Qur’an bahkan lebih besar daripada Ibn
Mas’ud. Selain itu, Ubay bin Ka’ab juga dikenal dengan Sayyid al-Qurrâ’ (pemimpin
para pelafal/penghafal Al-Qur’an). Dengan latar belakang pengetahuan
tulis-menulis yang mumpuni, ditopang juga oleh posisi sebagai sekretaris Nabi,
Ubay bin Ka’ab menyusun mushaf Al-Qur’an versinya sendiri.
Tidak diketahui
secara pasti kapan Ubay bin Ka’ab mengumpulkan materi-materi wahyu ke dalam
mushafnya. Mungkin saja ketika Nabi menunjuknya sebagai penyalin wahyu,
kegiatan pengumpulan Al-Qur’an telah dimulai. Demikian halnya ia merampungkan
pengumpulan Al-Qur’an dalam mushafnya juga tidak dapat dipastikan waktunya.
Yang jelas, sebelum munculnya mushaf standar Usmani, mushaf Ubay bin Ka’ab
telah populer di Syiria.
Ada suatu kisah yang
dituturkan Ibn Abi Dawud dalam Kitâb al-Masâhif. Ia menuturkan
bahwa beberapa orang Syiria menulis suatu mushaf Al-Qur’an dan datang ke
Madinah untuk memeriksakannya kepada Ubay bin Ka’ab dan Zayd bin Tsabit.
Sekalipun terdapat bacaan yang tidak lazim dari Ubay bin Ka’ab, baik Zayd bin
Tsabit maupun Khalifah Umar ketika itu tidak membantah kebenarannya.
Minimnya informasi
tentang Ubay bin Ka’ab juga terjadi pada tahun kematiannya, sehingga tidak
dapat ditetapkan dengan pasti. Sumber-sumber yang ada menyebutkan Ubay bin
Ka’ab wafat pada tahun 19, 20, 22, 30, dan bahkan 32 H. Namun dua tahun
terakhir, 30 dan 32 H, sebagai tahun kematian Ubay bin Ka’ab disinyalir
merupakan informasi yang kurang akurat. Sebab penggeseran ke belakang ini
membuat partisipasi Ubay bin Ka’ab dalam proses pengumpulan mushaf pada masa Khalifah
Usman menjadi memungkinkan. Padahal sejumlah riwayat menuturkan bahwa pada saat
proses penyusunan mushaf standar Usmani, Ubay bin Ka’ab telah wafat.
Meskipun mushaf Ubay
bin Ka’ab dikabarkan turut dimusnahkan ketika dilakukan standardisasi teks Al-Qur’an
pada masa Khalifah Usman, sejarah telah mencatat Ubay bin Ka’ab sebagai salah
seorang mufasir Al-Qur’an yang aktif berpartisipasi menyebarkan Al-Qur’an
kepada umat Islam generasi pertama.
Sumber:
Saiful Amin Ghofur, Profil Para Mufasir Al-Qur’an, (Yogyakarta: Insan
Madani, 2007)
http://cintaibuku.wordpress.com/2010/03/20/ubay-bin-ka%E2%80%99ab/
Ubay bin Ka'ab r.a.
adalah salah seorang sahabat Nabi yang terkenal dan ahli dalam membaca kitab
suci Al-Our'an. la juga senantiasa menulis wahyu yang diajarkan Rasulullah saw.
Di samping kemampuannya menghafal Al-Qur'an, ia juga memiliki pengetahuan
tentang kitab suci umat Islam tersebut.
Rasulullah saw.
berkata tentangnya, "Ubay bin Ka'ab adalah seorang qari' (pembaca
Al-Qur'an) yang paling baik di kalangan umatku!"
Ubay bin Ka'ab r.a.
pernah membaca seluruh Al-Qur'an dalam shalat Tahajud selama delapan malam
berturut-turut.
Suatu saat Rasulullah
berkata kepadanya, "Allah SWT telah memerintahkan kepadaku supaya
membacakan seluruh isi Al-Qur'an kepadamu."
Ubay r.a berkata,
"Wahai Rasulullah. Adakah Allah telah menyebutku dengan memanggil
namaku?"
Jawaban Rasulullah
saw. membuatnya terharu. Bayangkan saja jika seseorang yang sangat kita kasihi
dan dambakan menyebut nama kita, sungguh kebahagiaan yang luar biasa.
Apalagi jika yang
menyebut namanya adalah Allah SWT, Dzat Mahabesar yang cinta-Nya menjadi
dambaan setiap insan ciptaan-Nya. Betapa Allah SWT sangat menghargai orang yang
berilmu sehingga mendapat tempat yang spesial di sisi-Nya.
Ubay r.a mengisahkan,
"Pernah suatu hari Rasulullah saw. mengujiku tentang pengetahuan Al-Qur'an
yang aku miliki. Beliau bertanya kepadaku, 'Wahai Ubay, ayat manakah dalam
Al-Qur'an yang paling mulia?' Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.'
Rasulullah saw. mengulang pertanyaan itu dan aku menjawabnya dengan penuh
rendah diri.
Pada kali ketiga
Rasulullah saw bertanya, lalu aku menjawab, 'Sesungguhnya ayat yang paling
mulia dari Al-Qur'an adalah Ayat Kursi (QS
Al-Baqarah [2]: 255).' Rasulullah saw. terlihat sangat gembira atas
jawabanku itu, kemudian beliau bersabda, 'Semoga Allah SWT merahmatimu karena
ilmu pengetahuan yang telah kamu miliki.'"
Pernah suatu ketika
Rasulullah saw sedang mengimami shalat dan tertinggal satu ayat dalam bacaan
beliau. Kemudian Ubay r.a membetulkan kesalahan tersebut dengan berbisik pelan
di belakang beliau. Setelah selesai shalat berjemaah, Rasulullah saw. bertanya,
"Siapakah yang telah membenarkan bacaanku?"
Rasulullah saw.
diberi tahu bahwa Ubay r.a yang telah membetulkan bacaannya. Lalu, beliau
berkata, "Aku telah menduga memang Ubay orangnya."
Ubay r.a. banyak
menghabiskan waktunya untuk memperdalam pengetahuan agama dan mendapat tugas
istimewa sebagai pencatat isi Al-Qur'an. Dia juga turut berjihad di semua
peperangan bersama Rasulullah saw tanpa tertinggal sekalipun
http://ceritainspirasimuslim.blogspot.com/2010/02/semangat-ubay-bin-kaab-ra-dalam-belajar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar